Senin, 06 September 2010

Social Distortion-Don't Drag Me Down (Pesan Tersembunyi di Balik Lirik)




"Don't Drag Me Down" adalah sebuah judul lagu lawas yang dibawakan dan dipopulerkan oleh band Punk Rock N' Roll, Social Distortion. Meskipun lagu lawas, namun lagu ini masih relevan untuk didangarkan pada era ini yang didominasi oleh lagu bergenre pop-melayu dengan lagu-lagunya yang bertema cinta.
SIMAK DULU NIH LIRIKNYA ---->

Social Distortion-Don't Drag Me Down

Children are taught to hate
Parents just couldn't wait
Some are rich and some are poor
Others will just suffer more
Have you ever been ashamed
And felt society try to keep you down, I begin to watch things change
And see them turn around

[Chorus:]
Turn around
They'll try to keep you down
Turn around, turn around
Don't drag me down

Ignorance is like a gun in hand
Reach out to the promised land
Your history books are full of lies
Media-blitz gonna dry your eyes
Have you ever been afraid
And felt society try to keep you down, I begin to watch things change
And see them turn around

[Chorus]

Ignorance is like a gun in hand, reach out to the promised land
Your history books
Are full of lies, media-blitz gonna dry your eyes
You're eighteen
Wanna be a man
Your granddaddy's in
The Klu Klux Klan
Taking two steps foward
And four steps back
Gonna go to the White House
And paint it black

[Chorus 2x]



Mengapa tadi saya mengatakan lagu ini masih relevan untuk di dengarkan, karena menurut penafsiran saya, lagu ini bercerita tetang suatu perubahan sosial regresif. Perubahan sosial regresif adalah suatu perubahan sosial yang terlihat terdapat kemajuan, namun pada kenyataanya lebih banyak terdapat kemunduran. Contoh nyata disekitar kita adalah dengan majunya teknologi, terutama teknologi informasi yang ditandai dengan menyebar luasnya internet, membuat generasi muda lebih suka bersosialisasi melalui jejaring sosial daripada bertatap muka langsung. Lalu merebaknya situs-situs porno yang sangat mudah diakses oleh berbagai kalangan juga menimbulakan kemunduran moral dibalik kemajuan teknologi.

Rabu, 26 Mei 2010

Indonesia yang Ku Impikan

Kekuasaan politik dan penyalahgunaan hukum masih saja menjadì mimpi buruk di republik ini. Segala sesuatunya yang telah diatur dalam konstitusi UUD '45 pun senantiasa dilanggar oleh para penyelenggara negara yang seharusnya menjalankan pemerintahan sesuai dengan konstitusi. Bagaimana bisa ngerti ini makmur, adil, dan sejahtera selagi para penguasa bertindak demikian? Kekuasaan politik masih saja menjadi kekuatan yang paling kuat dan dapat berdiri di atas segala-galanya. Supremasi hukum yang seharusnya menjadi ujung tombak untuk menegakkan keadilan kadang harus tunduk dengan kekuasaan politik, hal ini jelas sangat kontraproduktif dengan cita-cita para pendiri bangsa ini xang memimpikan hukum dan demokrasi yang tegak berdiri dan rakyat beramai-ramai tanpa perut keroncongan.

written by: Lucky I. Ramadhan

Fungsi Lembaga Sosial

Secara umum fungsi lembaga sosial ada dua yaitu fungsi manifes dan laten.

Fungsi manifes adalah fungsi yang diharapkan oleh banyak orang. Fungsi laten adalah fungsi yang tidak diharapkan banyak orang.

Contoh:
⒈Lembaga Keluarga
Funsi manifes:
● Sebagai tempat sosialisasi bagi anak-anak terhadap nilai dan norma.
● Sebagai tempat internalisasi terhadap kebudayaam masyarakat

Fungsi Laten:
● Perkawinan yang dilakukan hanya untuk menutupi rasa malu agar tidak dikatakan tidak laku atau perawan kasep b agi wanita dan tidak mau dikatakan tidak berani menikah.
● Menutupi aib karena hamil di luar nikah

⒉Lembaga Politik
Fungsi Manifes:
● Mengatur proses politik.
Fungsi Laten:
● Sarana untuk mendapatkan kekuasaan.
● Sarana menumpuk kekayaan.


Berikut ini adalah fungsi-fungsi dari masing-masing lembaga sosial.

⒈Lembaga Keluarga
● Sebagai sarana sosialisasi anak.
● Sebagai tempat memebrikan rasa kasih sayang.
● Sebagai media untuk memenuhi kebutuhan hidup.
● Memberikan pengawasan terhadap anggota keluarga.
● Memberikan perlindungan.
● Sebagai sarana untuk mempertahankan keturunan.

⒉Lembaga Pendidikan
● Transmisi kebudayaan masyarakat.
● Memilih dan mengajarkan peran sosial.
● Sumber inovasi sosial.
Lingkungan Pendidikan
○ Pendidikan dalam keluarga (informal)
○ Pendidikan Sekolah (Formal)
○ Pendidikan Masyarakat (Nonformal)

⒊Fungsi Lembaga Politik
● Memelihara ketertiban di dalam.
● Menjaga keamanan di luar.
● Mengusahakan kesejahteraan umum.
● Mengatur Proses Politik.

⒋Lembaga Ekonomi
● Memberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan.
● Pedoman untuk pertukaran barang.
● Pedoman harga jual-beli.
● Pedoman untuk menggunakan tenaga kerja.

⒌Lembaga Agama
● Pedoman hidup.
● Pedoman perasaan keyakinan.
● Pedoman keberadaan.
● Tuntutan tentang prinsip benar dan salah.
● Mengatur tata cara berhubungan dengan sesama manusia dan dengan Tuhannya

Sejarah Nama Indonesia


Sebelum muncul nama Indonesia, ada beberapa sebutan untuk kepulauan yang sekarang ini disebut dengan Indonesia. Bahasa Sansekerta menyebutnya dengan Dwipantara, bangsa China menyebut dengan Nan Hai, bangsa Arab menyebut dengan Jazair Al-Jawi walaupun itu lebih mengacu pada Pulau Jawa.
Lalu bangsa-bangsa Eropa menyebutnya dengan sebutan Kepulauan Hindia. Kepulauan Hindia sendiri pada waktu itu terdiri dari Indonesia, Srilangka, dan Maladewa.

Pada zaman kerajaan Majapahit, saat Maha Patih Gadjah Mada mengucapkan Sumpah Palapa-nya disebutkan kata Nusantara. Nusantara sendiri berasal dari dua kata, yaitu nusa yang berarti pulau atau bangsa dan antara yang berarti seberang. Jadi, Nusastara mengacu pada pulau-pulau seberang yang belum tunduk di bawah Kerajaan Majapahit.
Menurut Douwes Dekker, Nusantara itu berarti nusa yang berada di antara dua benua dan dua samudra.

Pada tahun 1840, George Samuel Windsar Earl berasal dari Inggris, dalam Jurnal Indunesia Archipilago East Asia, menggunakan kata Malayunesia dan Indunesia.

Lalu dalam jurnalnya, James Richardson berasal dari Skotlandia menggunakan kata Indonesia untuk pertamakalinya untuk menyebut kepulauan di bagian Asia Tenggara tersebut.
Lalu pada tahun 1884, pada bukunya, A. Bastian juga menggunakan kata Indonesia untuk menyebut kepulauan di Asia Tenggara itu.

Akhirnya, pada tanggal 28 Oktober 1928, pada saat Kongres Pemuda II, disepakati untuk menggunakan nama Indonesia.

Kamis, 06 Mei 2010

Menjadi Musisi Besar Tidak Cukup Dengan Latihan Musik

Beberapa orang ada yang bercita-cita menjadi musisi besar, lalu mereka hanya fokus latihan musik. Memang, dari skill mereka akan jauh lebih terampil setelah berlatih, tapi menjadi musisi apa cukup dengan skill bermusik saja? Selain skill bermusik juga perlu adanya feeling, keterampilan berbahasa dan sastra, kepekaan dengan lingkungan sekitar, serta kecerdasan intelektual.

Beberapa band berjaya karena mereka mempunyai daya kritis, mereka menyuguhkan lagu-lagu bertemakan kritik sosial yang memebangun, contohnya Slank, Efek Rumah Kaca, dsb.

Bahkan salah satu band indie, the S.I.G.I.T. menaruh perhatian besar pada dunia pendidikan, beberapa dari meraka adalah lulusan S2. Kalau tidak percaya, simak kutipan artikel mengenai the S.I.G.I.T. dari majalah Loud.


"Jika melihat penampilan fisik dan aksi panggung mereka, banyak yang tidak percaya akan latar belakan kehidupan para anggota The S.I.G.I.T. Dengan rambut panjang dan kumid yang sengaja ditumbuhkan, mereka lebih menyerupai hippie dibanding oarng-orang yang menaruh perhatian besar terhadap dunia pendidikan. Rekti telah berhasil lulus sebagai sarjana strata-2, Farri hingga sekarang masih berjuang di sela padatnya jadwal panggung juga demi gelar sarjana strata-2, Acil adalah seorang arsitekb yang bekerja nine to five setiap harinya, hanya Adit saja yang masih berkutat dengan kuliahS-1...."


Namun pendidikan juga tak lantas harus kita dapatkan dibangku skolah ataupun kuliah, namun juga bisa kita dapatkan dengan membaca koran,mononton TV, dsb. Mari kita simak bagaimana seorang musisi besar, Faris RM mendapatkan inspirasinya dalam berkaraya yang saya kuitp juga dari majalah Loud.

".... Inspirasi musik itu tidak datang dari suatu yang musikal, jadi artinya kalo lo mau jadi musisi besar terus hanya latihan musik, salah itu berati, yang bener tuh lo baca koran, nonton tv, liat kehidupan sekitar. Gue enggak pernah merasa buntu."

Jadi kalau kalian yang bercitaicita jadi musisi besar dan berpikir yang penting bisa maen musik dengan baik dan mengabaikan pendidikan, kalian salah besar.

Rabu, 05 Mei 2010

Kita V.S. Mereka: Tidak Hanya Sekedar Lagu tetapi Juga Pesan Moral


Superman is Dead, sebagian dari kita mungkin sudah tidak asing lagi mendengar nama band punk rock asal Bali tersebut. Band yang digawangi oleh Boby Kool (guitar/vocal), Eka Rock (bass/vocal), dan Jrx (drum) ini sudah mempengaruhi pemikiran saya tentang Indonesia dan bagaimana kita meyikapi keanekaragaman yang dimiliki Indonesia.




Mari kita simak lyric lagu "Kita V.S. Mereka" yang menurutku tidak hanya sekedar lagu, tetapi juga pesan moral.


Kita V.S. Mereka

Hey kau yang terluka kar'na engkau berbeda
Jangan pernah menyerah hancurkan kesedihan
Kita 'kan bersama ayo lawan dunia
Injak kesombongan dan keangkuhannya

Kita bukan mereka
Kita bukan anak bangsa sempurna
Kita bukan bangsawan nan rupawan yang harus dihormati
Hormatilah keseragaman, kedangkalan hidup di dunia

Jarum dan tinta, kulit berwarna
Buktikan ku bisa, akan ku rubah dunia

Kita s'lalu ditekan, dilupakan, tersudut, dan terdiam
Orang-orang memuja pemikiran sempit nan membosankanku

Ku akan teriak hingga kaca pecah terserak
Ku angkat gelas, kita nyanyikan lagu perlawanan
Kita V.S. Mereka!

Kenapa kita mesti seragam
Mungkinkah kita hidup saling jaga walaupun berbeda.



Nah, itu penggalan lyric dari lagu "Kita V.S. Mereka".

Lagu itu sangat cocok untuk menggambarkan keadaan Indonesia yang mempunyai keanekaragaman suku, agama, ras, dan golongan, yang masing-masing dari kelompok-kelompok tersebut memiliki kebudayaan dan cara pandang yang berbeda dengan kelompok lain. Beberapa yang berbeda dianggap aneh dan lebih rendah hanya karena berbeda.

Sebenarnya apa yang salah dengan berbeda? Atau pemikiran sempit kita yang menyebabkan perbedaan menjadi masalah?

Sebenarnya kita itu sama, tidak ada yang lebih tinggi atau pun lebih rendah dari adanya perbedaan, semuannya mempunyai peran masing-masing dalam sistem sosial. Bayangkan saja jika semuanya sama! Semua orang adalah pedagang, lalu siapa yang akan membeli barang dagangan tersebut? Lalu siapa yang akan memproduksi barang yang akan diperjual-belikan?
Bukan kah karena adanya perbedaan tersebut kita bisa saling melengkapi dan saling menjaga. Bukan malah bepegang teguh pada paham-paham entosentrisme dan primodialisme yang cenderung menganggap suku atau kelompoknya lebih tinggi dari yang lain dan semerta-merta merendahkan kelompok lain.

Marilah kita tundukkan kepala agar tidak merasa lebih tinggi dari yang lain dan busungkan dada agar tidak merasa lebih rendah dari yang lain. Marilah kita hargai keanekaragaman ini, karena masing-masing mempunyai peran dalam membangun bangsa ini.

Schecter Diamond Series Omen-6


Spesifikasi :
CONSTRUCTION/SCALE: Bolt-on /25.5”
BODY: Basswood
NECK/FINGERBOARD: Maple/Rosewood
FRETS: 24 Jumbo
INLAYS: Dots
PICKUPS: Schecter Diamond Plus
ELECTRONICS: Vol/Tone/3-Way
BRIDGE: TOM w/ thru-body
BINDING: None
TUNERS: Schecter
HARDWARE: Black
COLOR: Walnut Satin (WSN)
US RETAIL PRICE: $449




Mempunyai gitar memang kebutuhan primer bagi gitaris, tapi terkadang hal tersebut terbentur keadaan ekonomi yang serba suliy. Ini hanya sekedar review aja tentang sebuah gitar produk schecter menurut pengalamanku. Gitar ini termasuk gitar yan bagus walaupun dari segi harga memang tidak telalu mahal, tapi kualitas suaranya saat dikombinasikan dengan amply Marshall dan FX BOSS lumayan bagus. Karater yang muncul warm, tebal, dengan su8stain yang lumayan juga unuk ukuran gitar denagn harga RP1.525.000.- , playabilitynya juga lumayan nyaman digunakan untuk jari yang relatif pendek seprti jariku. Gitar ini bisa jadi pilihan jika dana mepet.

Senin, 03 Mei 2010

Sistem dan Metode Pendidikan

Terkadang kita bertanya-tanya, mengapa seseorang mempunyai pribadi yang berbeda-beda. Ya benar, salah satu faktor pembentuk kepribadian adalah sosialisaisi dan keadaan lingkungan sekitar.

Aku cuma pengen share aja tentang pendidikan dan metode mendidik, mumpung masih dalam rangka HARDIKNAS. Bukannya mau sok pinter atau sok tahu, cuma share aja tetang pendidikan, yang tadi pagi aku dapatkan karena tidak sengaja melihat pengajian di salah satu TV Swasta. Lumayan nich untuk para ibu sebagai pendidik pertama dan utama juga CAGUR.

Pertama ada sistem pendidikan, sistem pendidikan ini secara umum ada 3.
⒈Liberal
Orangtua memberikan kebebasan yang sebebas-bebasnya kepada anaknya untuk bertidak tanpa adanya suatu kontrol. Biasanya sistem seperti ini terjadi pada keluarga di mana kedua orangtua bekerja.Sibuk dengan penkerjaannya sehingga tidak sempat memperhatikan anak-anaknya, biasanya orangtua hanya mencukupi kebutuhan materil anak-anaknya.
⒉Otoriter
Anak tidak diberi sedikit pun kesempatan memilih, yang ada apa yang menjadi kehendak orang tua harus di jalankan oleh si anak.
⒊Moderat
Tetap memberikan kebebasan, namun tetap ada kontrol. Menurutku, sistem seperti ini sangat ideal untuk pendidikan, karena, selain anak bisa memilih jalannya, orangtua juga turut serta mengawasi gerak-gerik anak agar tidak terjerumus pada perilaku yang menyimpang.


Metode pendidikan
Dalam pengajian itu disebutkan ada tiga mtode dalam mendidik seorang anak.
1. Apa yang kita ucapkan debgan apa yang kita lakukan harus berkesinambungan. Contohnya, pada saat kita melarang anak untuk tidak merokok, maka kita juga tidak boleh mnerokok, atau minimal jangan merokok saat di depan anak tersebut. Bukannya kita malah merokok, nanti malah si anak minta rokoknya lagi. Contohnya. pada saat anak mendapatkan niali buruk di suatu mata pelajaran, jangan dimarahi atau dituntut harus segera memperbaiki nilai tersebut, tetap berikan motivasi.2. Apa yang kita sampaikan harus merasuk dalam nurani anak tersebut. Artinya dalam menyampaikan nasihat harus debgan bahasa yang halus, tidak menghina atau pun melecehkan si anak.
3. Jangan permalukan anak di depan umum. Saat anak melakukan kesalahan, janganlah di tegur saat dia berada di sekeliling orang banyak atau sedang bermain dengan teman-temannya.

Lingkungan di mana anak tumbuh juga mempengaruhi pembentukan kepribadian anak. Jika anak dibesarkan dengan kekerasan, dia akan menjadi pendendam, jika anak dibesarka dengan caci maki dan ejekan, dia akan menjadi pribadi yang rendah diri, jika anak dibesarkan dengan cinta kasih, dia juga akan memperlakukan sesamanya dengan cinta kasih.


Membangun pendidikan sama dengan membangun pondasi suatu bangsa. Semoga bermanfaat bagi kita sebagai calon pendidik, orangtua, dan sebagai generasi penerus bangsa.

Sabtu, 01 Mei 2010

Spesifikasi ESP U-01 [HELLION] Uruha's Guitar Signature









ESP U-01 [HELLION]

BODY : (Top) Hard Maple, (Back) Mahogany w/Pearloid Binding
NECK : Mahogany
FINGERBOARD : Rosewood, 22frets w/Pearloid Binding
INLAY : Flag, ESP at 12fret
SCALE : 628mm (Medium)
NUT : Bone
JOINT : Set-neck
TUNER : GOTOH SG360-07
BRIDGE : GOTOH GE103B & GE101Z
PICKUP : (Front) Seymour Duncan SPH90-1n
(Rear) Seymour Duncan SPH90-1b
CONTROL : Master Volume, Toggle PU Selector
COLOR : Black
PRICE : 472,500yen (Include TAX) with hardcase